Pembelajaran Daring Supaya Tidak Darting

Pembelajaran Daring Supaya Tidak Darting

Dalam menanggulangi dampak Covid-19, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengambil kebijakan dengan melakukan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Selama PJJ dilaksankan, guru menghadapi tiga macam kelompok peserta didik: pertama peserta didik yang memiliki alat komunikasi berupa gawai, kedua peserta didik dapat menggunakan gawai milik orang tuanya setelah orangtuanya pulang kerja dan yang ketiga peserta didik yang sama sekali tidak  memiliki gawai sebagai media pembelajaran.

Guru harus memberikan perlakuan pembelajaran yang berbeda kepada peserta didik berdasarkan kelompok tersebut. Untuk kelompok pertama dan kedua guru dapat menyajikan pembelajaran melalui pembelajaran dalam jaringan (Daring).

Selama pembelajaran Daring ini banyak guru, orang tua dan peserta didik yang mengalami kejenuhan tingkat dewa. Bahkan tidak sedikit mereka yang tekanan darahnya naik atau darah tinggi (Darting) tidak terkendali. Hal ini disebabkan karena beberapa kelemahan dari pembelajaran daring yang tidak diantisifasi dengan baik. Lalu bagaimana supaya pembelajaran daring ini tidak darting?

Dalam menyiapkan pembelajaran daring, guru perlu memastikan beberapa hal berikut: Pertama menentukan metode dan interaksi yang dipakai dalam penyampaian pembelajaran melalui daring. Kedua menentukan jenis media pembelajaran yang sesuai dengan model dan metode pembelajaran daring yang digunakan.  Dan ketiga menentukan jenis tagihan dan teknik  pengumpulan tagihan hasil pembelajaran  melalui daring kepada peserta didik sebagai kumpulan atau fortofolio penilaian.

Dalam pembelajaran daring guru dianjurkan melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
1.          Pra pembelajaran
a.          Siapkan nomor telepon orang tua/wali peserta didik atau peserta didik dan buat grup WhatsApp (atau aplikasi komunikasi lainnya) sebagai media interaksi dan komunikasi
b.         Diskusikan dengan orang tua/wali peserta didik atau peserta didik:
1)    Ketersediaan gawai/laptop/komputer dan akses internet
2)    Aplikasi media pembelajaran apa yang digunakan
3)    Cara penggunaan aplikasi daring 
4)    Materi dan jadwal pembelajaran daring
c.          Buat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan kondisi dan akses pembelajaran daring
d.         Pastikan orang tua/wali peserta didik  mendukung proses pembelajaran daring
2. Pelaksanaan tatap muka virtual
a.     Periksa kehadiran peserta didik dan pastikan peserta didik siap mengikuti pembelajaran daring
b.     Mengajak peserta didik berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran
c.     Penyampaian materi pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan
d.     Melakukan evalusi pembelajaran melalui media Quis
3. Pelaksanaan memakai Learning Management System (LMS)
a.       Berkomunikasi dengan orang tua/wali peserta didik atau peserta didik terkait dengan kesiapan mengikuti pembelajaran dan mengekses LMS
b.       Memantau aktivitas peserta didik dalam LMS
c.       Komunikasi dengan orang tua/wali peserta didik terkait dengan penugasan belajar
d.       Membuka layanan peserta didik bagi yang mengalami kesulitan
4. Usai pembelajaran
a.       Setiap peserta didik mengisi lembar aktivitas sebagai bahan pemantauan belajar harian
b.       Mengingatkan orangtua/wali peserta didik atau peserta didik untuk mengumpulkan foto lembar aktivitas dan penugasan
c.       Memberikan umpan balik terhadap hasil karya/tugas peserta didik/lembar refleksi pengalaman belajar.

Untuk mendukung terlaksananya langkah-langkah pembelajaran daring tersebut, guru harus meningkatkan kapasitas dan kompetensi pemanfaatan Informasi dan Teknologi (IT). Adapun materi yang relevan untuk dikuasai guru  adalah sebagai berikut:
1.      Video Conference hal ini dimaksudkan agar guru dapat menyajikan pembelajaran secara langsung melalui tatap muka virtual. Aplikasi vicon yang dapat digunakan seperti microsof teams, webex, zoom claud meeting dan lain-lain.
2.      Fitur penyimpanan setoran hasil belajar dan penugasan digital dari peserta didik misalnya whastapp, email, google drive, blog, website dan lain-lain. Harapannya guru memiliki fitur penyimpanan kumpulan portofolio hasil pembelajaran, penugasan dan penilaian secara privasi pada media digital.
3.      Video Pembelajaran, guru membuat video tutorial pembelajaran dan penugasan secara mandiri. Video pembelajaran kemudian di uploud ke canel youtube, agar peserta didik  bisa mengakses dengan mudah. Harapan guru bisa menyajikan pembelajaran dan penugasan melalui video yang dibuat secara mandiri.
4.      Presensi atau Absen digital, hal ini digunakan untuk mengetahui tingkat partisipasi keikutsertaan peserta didik dalam pembelajaran daring. Aplikasi yang mudah digunakan misalnya dengan menggunakan zoho forms atau google form. Harapan guru bisa melaksanakan absensi secara digital pada setiap pembelajaran yang disajikan.
5.      Membuat soal dalam bentuk Quis. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik tidak merasa bosan dan jenuh. Soal-soal latihan bisa dibuat dengan menggunakan aplikasi Quizizz, Kahoot dan lain-lain.

Apabila hal-hal di atas dilaksanakan dan dilakukan secara konsisten dan komitmen, dengan memaksimalkan potensi dan fasilitas yang ada, insha allah pembelajaran daring akan memberikan manfaat, bermakna dan menyenangkan bagi peserta didik. Sehingga pembelajaran daring ini tidak akan darting. Semoga....


Bekasi, Agustus 2020

Supyanto

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini